Sabtu, 23 Agustus 2014

Blitar


Sebuah kota tempat kelahiran proklamator Indonesia: Ir. Soekarno atau Bung Karno. Kota kecil hasil pemekaran dari kabupaten Kediri yang terletak di Jawa Timur. Di kota ini pula Bung Karno dilahirkan dan dikebumikan. Makam Bung Karno yang sekaligus Museum Bung Karno terletak tidak jauh dari alun-alun kota Blitar menjadi salah satu daya tarik wisata.

(To be Continue)
Jadwal Piket XII-8

Klik: 2014ips2sman20.blogspot.com

Salam, Matur Nuwun

Senin, 11 Agustus 2014

Bangga dan Sedih

Sir Joesef wali kelasku sewaktu duduk di kelas XI, beliau adalah sastrawan Inggris yang mahir. Namun logatnya masih belum bisa 'move on' dari logat jowo dengan sedikit medok. Disamping itu, beliau sangat mempercayaiku menjadi ketua kelas--setelah pemilihan ketua kelas pastinya-- beliau juga cukup unik, keunikannya tak mau dipanggil 'pak' tapi maunya dipanggil 'Mr' atau 'Sir'. Bukan hanya itu, beliau sangat senang dipuji, seperti keahliannya dalam bilyard.

Beda Sir joesef beda lagi Pak Rofiq

Pak Rofiq wali kelasku kelas XII, jika Sir Joesef sastrawan inggris maka Pak Rofiq adalah Sejarawan yang sangat luas wawasannya. Namun beliau selalu merendah jika Aku melebih-lebihkan wawasannya. Tidak hanya itu, Beliau type guru yang cukup sabar dan toleran.
Sama seperti Sir Joesef, Pak Rofiq juga mengadakan pemilihan ketua kelas. Pak Rofiq memberi 4 pilihan calon ketua kelas--masing-masing dari deret bangku yang berbeda-- dari keempat pilihan itu, kenapa Aku lagi yang dicalonkan? Aku juga ndak habis pikir. Padahal pilihan calon ketua kelasnya 'lebih-lebih' daripada Aku.
Ironisnya, aku didampingi wakil yang sama. Badan lebar, tegak, tinggi, maco, abas--anak basket--. Ya, itulah wakilku. Wahyu Fadli namanya, disamping abas Wahyu juga seneng main fibo--finger board-- yang lagi nge-trend.

Sudah 2 tahun ini Aku dikasih 'mandat' oleh arek-arek kelas--sebutan akrab bagi anak surabaya--. Ya, mandat jadi ketua kelas. Aku bangga dengan diriku, terutama dengan arek-arek kelas. Bangga dan sedih memang tak selalu terpisah. Disamping bangga, Aku juga sedih karena kurang 'becus' menjadi ketua kelas.
Jadi ketua kelas ndak segampang jualan kebab, juga tak serumit ngerjain akuntansi.

Ketua kelas itu bagaikan 'penggembala'. Ndak semua domba nurut dengan intruksi-intruksi yang diberikan oleh penggembalanya, ada yang keras kepala, ada yang merasa paling kuat, ada juga yang merasa paling sempurna. Itulah sifat-sifat alamiah domba. Namun pendekatan-pendekatan sangat perlu, salah satunya adalah pendekatan batin atau hati (Sebut aja pendekatan batin). Jangan salah tangkap dengan pendekatan batin. Pendekatan batin lebih cenderung pada mendengarkan apapun dari seseorang, dan mengapresiasinya.

Mulai dari fotocopy sampai remote ac misalnya. Arek-arek kelas biasa ngongkon--menyuruh-- aku, Ya beginilah ketua kelas, melayani bukan dilayani. Mendegarkan tapi tak selalu didengarkan.

To Be Continue..